SDIT Arrahmah Adakan Kegiatan Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan, SDIT Arrahmah menggelar kegiatan berbagi takjil yang berlangsung pada hari Senin, 17 Maret 2025. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian sosial dan bentuk amal bersama dalam memanfaatkan waktu bulan Ramadhan dengan berbagi kebaikan kepada sesama.


Kegiatan berbagi takjil ini mendapat dukungan penuh dari Komite Sekolah dan pengurus Paguyuban yang dengan sukarela berinfak untuk kelancaran acara. Sebanyak 1.545 paket takjil yang terdiri dari roti dan teh pucuk disiapkan untuk dibagikan kepada berbagai pihak yang membutuhkan.


Titik Sasaran Pembagian Takjil

  1. Lingkungan Sekolah (Siswa Kelas 5-6 Peserta Mabit Ramadhan) : Takjil dibagikan kepada siswa kelas 5 dan 6 yang mengikuti kegiatan Mabit Ramadhan untuk berbuka puasa.
  2. Masyarakat Tukum  : Takjil juga dibagikan kepada masyarakat sekitar sekolah, sebagai bentuk kepedulian SDIT Arrahmah terhadap lingkungan sekitar.
  3. Masyarakat umum yang melintas di Lampu Stopan JLT. Tukum : Pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB, takjil dibagikan kepada pengguna jalan di lampu stopan JLT. Tukum.


Petugas Pelaksana Kegiatan

  • Lingkungan Sekolah : Pembagian takjil dilakukan oleh siswa-siswi SDIT Arrahmah kelas 5 dan 6 yang didampingi oleh para guru. Anak-anak dengan antusias membagikan takjil kepada teman-teman mereka, serta warga sekitar sekolah.
  • Lampu Stopan JLT Tukum: Pembagian takjil di area lampu stopan dilakukan oleh perwakilan guru dan pengurus Paguyuban SDIT Arrahmah. Mereka secara langsung membagikan takjil kepada masyarakat yang melewati area tersebut.


Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari masyarakat Tukum dan masyarakat umum yang melintas. Banyak warga yang mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh pihak sekolah. Selain sebagai sarana berbagi, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya berbagi, keikhlasan, serta peduli terhadap sesama, terutama di bulan yang penuh berkah ini.

Dengan adanya kegiatan berbagi takjil ini, diharapkan dapat mempererat tali silaturahim antara SDIT Arrahmah dan masyarakat sekitar, serta membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. (/humas)

Peringati Nuzulul Qur'an, SDIT Arrahmah Gelar Khotmil Qur'an Secara Daring Melalui Gmeet

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur'an, Panitia Ansyithah Ramadhan SDIT Arrahmah menggelar kegiatan Khotmil Qur'an yang dilaksanakan pada hari Ahad, 16 Maret 2025. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui platform Google Meet mulai pukul 20.10 hingga 21.30 WIB.


Acara Khotmil Qur'an ini diikuti oleh seluruh guru SDIT Arrahmah dan perwakilan pengurus paguyuban dari kelas 1 hingga kelas 6. Untuk mempermudah pelaksanaan dan agar semua peserta dapat mengikuti dengan khusyuk, kegiatan dibagi menjadi dua majelis. Masing-masing majelis bertugas untuk menuntaskan satu kali khatam Al-Qur'an, sehingga keseluruhan peserta berkesempatan untuk berpartisipasi dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an secara bersama-sama.


Acara ini dibuka oleh Kepala SDIT Arrahmah, Ust. Nurwanto, S.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya memperingati Nuzulul Qur'an dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan merenungkan makna-maknanya. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan momen bulan Ramadhan ini untuk lebih dekat dengan Al-Qur'an dan meningkatkan kualitas ibadah.


Pada pukul 21.30 WIB, acara Khotmil Qur'an ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ust. Zainul Fuad, MA, sebagai tanda syukur atas selesainya membaca Al-Qur'an dan memohon keberkahan serta rahmat Allah SWT untuk seluruh peserta dan keluarga besar SDIT Arrahmah.


Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen SDIT Arrahmah dalam menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an pada seluruh siswa dan warga sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahim antara guru, pengurus paguyuban, dan seluruh warga sekolah dalam suasana yang penuh berkah. (/Humas)

Peringatan Nuzulul Qur'an & Aksi Bela Palestina bersama Syekh Ramy Mubarak Fahmi Qindil dari Mesir

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Ramadhan bulan mulia, kemuliaan Ramadhan salah satunya adalah dengan diturunkannya mukjizat agung Al-Qur'an kepada baginda Muhammad SAW di dalamnya di malam yang dimuliakan (lailatul qadar). 


Sebagai mahabbah kepada Al-Qur'an, keluarga besar Yayasan Islamic Center Arrahmah Lumajang menggelar Peringatan Nuzulul Qur'an & Aksi Bela Palestina bersama Syekh Ramy Mubarak Fahmi Qindil dari Mesir.


Acara digelar pada hari Sabtu, 15 Maret 2025 bertempat di Masjid Asy Syafi'iyah (Ar Rahmah) pukul 07.30 sampai selesai. 


Hadir dalam acara ini Kepala Desa Tukum, Bapak Susanto, SH. Beliau menyampaikan dalam sambutannya rasa terima kasih karena YIC Arrahmah sering mengadakan kegiatan keagamaan, semoga menjadi perantara turunnya keberkahan untuk desa Tukum.


Nasihat yang disampaikan Syekh Ramy dirangkum sebagai berikut:

  • Al-Qur'an ibarat stempel (kertas biasa jika ada stempel menjadi mahal dan berharga), apapun yang terlibat dengan Al-Qur'an akan menjadi mulia.
  • Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca, tapi sebagai petunjuk yang lurus bagi manusia.
  • Masa muda terbaik adalah memperdalam ilmu Al-Qur'an.
  • Al-Qur'an itu cocok untuk semua kalangan dan semua zaman. Hidayah dan petunjuk yang tegas dan lurus, tidak berubah-ubah karena zaman.
  • Al-Qur'an meskipun membacanya terbata-bata, tidak tahu maknanya, tetap berpahala.
  • Al-Qur'an memberikan Syafaat di akhirat di mana tidak ada pertolongan sama sekali pada hari itu.
  • Orang yang cerdas : Meluangkan waktu untuk Al-Qur'an, bukan menyisakan waktu luang untuk Al-Qur'an.
  • Al-Qur'an bukan hanya untuk bulan Ramadhan, petunjuknya tetap meskipun dibaca di lain bulan Ramadhan.
  • Al-Qur'an sangat berharga. Perasan ilmu se-alam semesta sebagai hadiah bagi ummat Nabi Muhammad SAW.


Nasihat Syekh Ramy:

  1. Masih muda bersusah payah, bercapek-capek mempelajari Al-Qur'an, sehingga ketika dewasa tidak bingung karena punya pegangan hidup.
  2. Al-Qur'an dan Bahasa Arab adalah dua kebaikan yang sempurna. Pelajari Bahasa Arab agar kita bisa memahami cara Allah berkomunikasi dengan hamba-Nya.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh dewan guru dan seluruh wali murid mulai KBIT, TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT, PPTQ Arrahmah. (/humas)





Bagaimana Cara Membangunkan Sahur di Zaman Rasulullah?

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Makan sahur adalah salah satu sunnah Nabi SAW pada bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW menyampaikan waktu bersahur penuh berkah. Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Rasulullah mengimbau umatnya ketika Ramadhan, "Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu penuh dengan keberkahan."


Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam agar mencukupi sajian sahur sehingga kuat untuk menjalani puasa: “Sahur itu makanan yang barakah, janganlah kalian meninggalkannya, walaupun hanya meneguk setengah air.”


Tradisi membangunkan sahur


Di masa kini, bangsa Arab tidak jauh berbeda dengan bangsa Indonesia terkait tradisi membangunkan orang-orang untuk sahur. Seperti disebutkan dalam Ensiklopedia Peradaban Islam Makkah, penduduk kota tersebut memiliki kelompok-kelompok yang bertugas membangunkan orang-orang untuk sahur. Caranya dengan berkeliling kampung-kampung dan membawa lentara khas Arab (fanus) serta menabuh gendang (duf al-bazah) secara berirama. Mereka juga sering mengiringi dengan yel-yel untuk menyemarakkan suasana.


Sama halnya dengan zaman Rasulullah, upaya membangunkan warga Muslim untuk menunaikan sahur lebih singkat. Dengan menggunakan suara azan sebagai tanda dimulainya waktu sahur. Rasulullah SAW memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sebagai tanda waktu santap sahur.


Adapun Maktum Abdullah bin Ummi ditugaskan oleh beliau SAW untuk azan sebagai tanda masuknya waktu Subuh atau usainya sahur. “Sesungguhnya Bilal azan pada waktu malam, maka makan dan minumlah kalian sampai terdengar azan Ibnu Ummi Maktum,” demikian sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Bukhari.





SEJARAH KODIFIKASI AL-QUR'AN

www.sditarrahmahlumajang.sch.id
Sejarah Kodifikasi Al-Qur'an dari masa ke masa hingga sekarang ini. 

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr [15]: 9)

Zaman Rasulullah saw.

Pengumpulan Al-Qur'an ditempuh melalui dua cara, yaitu (i) al-jam'u fiş-şudūr (dikumpulkan di dalam hati), yaitu dilakukan melalui metode hafalan para sahabat dan (ii) al-jam'u fis-suțūr (dikumpulkan di media tertentu), yaitu dilakukan dengan menuliskan ayat-ayat yang disampaikan oleh Rasulullah saw. itu di pelepah kurma, lempengan batu, kulit hewan, ataupun tulang hewan.

Hasil penulisan Al-Qur'an belum tersusun secara berurutan sesuai ayat ataupun surahnya, tetapi Rasulullah saw. telah memberikan petunjuk kepada para penulis ayat-ayat Al-Qur'an tentang letak tiap-tiap ayat dan surah.

Zaman Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Sepeninggal Rasulullah saw., Aisyah menyimpan beberapa naskah (manuskrip) Al-Qur'an. Naskah-naskah ini pun kemudian dikumpulkan, tetapi susunannya didasarkan pada urutan turunnya ayat.

Pengumpulan naskah-naskah Al-Qur'an pada masa Abu Bakar ini disebabkan gugurnya ba-nyak para penghafal Al-Qur'an pada Perang Yamamah. Umar bin Khaththab yang mula-mula mengusulkan agar naskah-naskah tulisan Al-Qur'an dikumpulkan dan dijadikan satu. Abu Bakar sempat menolak dan menyatakan tidak berani menginstruksikan dilaksanakannya usulan Umar. Namun, usulan Umar akhirnya diterima karena hal itu sangat penting artinya dan tidak lain adalah suatu kebaikan.

Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk menjadi penanggung jawab utama dalam memeriksa dan meneliti naskah-naskah Al-Qur'an yang ada untuk kemudian dikumpulkan dan disusun ke dalam satu jilid besar (master volume).

Setelah menjadi satu volume besar, naskah Al-Qur'an hasil pengumpulan Zaid ini disimpan oleh Abu Bakar. Peristiwa itu terjadi pada tahun 12 H.

Zaman Khalifah Umar bin Khaththab

Setelah Abu Bakar wafat, naskah besar ini disimpan oleh khalifah sesudahnya, yaitu Umar. Sepeninggal Umar, master volume ini disimpan oleh putri Umar yang hafal Al-Qur'an, Hafshah binti Umar r.a. Hafshah terpilih untuk menjaga mushaf juga dengan pertimbangan dia adalah salah seorang istri Rasulullah saw.

Umar mengirim para sahabat yang kredibel dan memiliki kapasitas tinggi dalam bidang bacaan dan kandungan Al-Qur'an ke wilayah-wilayah Islam yang baru dikuasai.

Zaman Khalifah Utsman bin Affan

Adanya benih-benih perselisihan di antara pemeluk Islam dari kalangan non-Arab karena mereka membaca Al-Qur'an dengan dialek bahasa masing-masing membuat Utsman berinisiatif meminta Hafshah untuk meminjamkan mushaf yang dipegangnya agar disalin oleh tim yang telah dibentuk Utsman.

Kodifikasi dan penyalinan kembali mushaf Al-Qur'an ini terjadi pada tahun 25 H. Pada proses kodifikasi ini, Utsman berpesan bahwa apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan ayat-ayat tertentu maka agar mengacu pada dialek suku Quraisy karena Al-Qur'an diturunkan dengan gaya bahasa mereka.

Utsman membuat salinan Al-Qur'an sejumlah 6 mushaf.

Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar, yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam, dan Yaman. Utsman sendiri meminta satu mushaf untuk ia simpan di Madinah. Mushaf ini belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

Tulisan yang dipakai oleh tim yang dibentuk Utsman untuk menyalin mushaf itu berpegang pada rasm al-anbath; yang tidak dilengkapi syakl (harakat/tanda baca) ataupun nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

Zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib

Tersebarnya cahaya Islam di hampir penjuru dunia dan dipeluk oleh berbagai macam suku dan bangsa yang memiliki bahasa yang berbeda-beda memberikan inspirasi kepada salah seorang karib Khalifah Ali bin Abu Thalib, Abu Aswad ad-Du'ali, untuk membuat tanda baca (nuqathul-i'rab) yang kemudian dikenal dengan istilah "harakat".

Perkembangan Tanda Baca

Adapun yang pertama kali membuat tanda titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu harf) adalah Nashr bin Ashim (w. 89 H.) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Umayyah (40-95 Н.).

Pada perkembangan berikutnya, Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 170 H.) menyempurna-kan tanda baca berupa fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan tasydid seperti yang kemudian kita kenal sekarang ini.

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama berijtihad untuk semakin mempermudah orang dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an khususnya orang-orang non-Arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid berupa isymâm, dan madd.

Para ulama ini juga membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat, mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), dan menerangkan identitas surah di awal setiap surah; terdiri dari nama, tempat turunnya surah, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al-Qur'an adalah tajzi yaitu tanda pemisah antara satu juz dan juz yang lainnya berupa kata "juz" diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-juz'us-sõlisu untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa setengah juz, seperempat juz, seperlima juz, dan sepersepuluh juz.

Sumber : Almumayyaz Al-Qur'an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per Kata


Rekomendasi Takjil Sehat Agar Terbebas Dari Lonjakan Gula Darah

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Bagaimana ibadah puasa kita? Semoga sesuai target, selalu sehat, dan terus bersemangat meraih keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin.


Menjaga keseimbangan gula darah saat berbuka puasa sangat penting. Kita mafhum, jika gula darah terlalu rendah menyebabkan kita loyo, tidak bertenaga, lemas. Sebaliknya jika gula darah kita terlalu tinggi juga berbahaya, badan pasti terasa sakit semua dan juga ada bahaya-bahaya yang lainnya.


Selama Ramadhan, aneka takjil menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi berbuka puasa di Indonesia. Namun, banyak takjil di pasaran mengandung gula tambahan tinggi, yang dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah dan berdampak buruk bagi kesehatan.


Dari berbagai sumber kami merangkum beberapa alternatif takjil yang lebih sehat dan aman bagi tubuh , diantaranya:


1. Kurma

Kurma adalah sumber gula alami yang kaya serat. Kandungan kalium dan magnesium di dalamnya membantu menjaga fungsi tubuh selama berpuasa, sementara seratnya memperlambat penyerapan gula sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.


Rasulullah SAW menganjurkan berbuka puasa dengan kurma, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud. 


"Apabila salah seorang diantara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah". 


"Rasulullah berbuka dengan makan beberapa biji kurma muda, jika tidak ada maka dengan beberapa butir kurma biasa dan jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air". 


2. Buah-buahan

Buah-buahan segar seperti apel, pir, jeruk, dan beri mengandung fruktosa, gula alami yang lebih aman bagi tubuh. Selain itu, buah-buahan juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Serat-serat dan vitamin ini membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga gula darah menjadi stabil.


3. Smoothie

Smoothie tanpa gula tambahan bisa menjadi pilihan sehat untuk berbuka. Smoothie bisa dibuat dengan mencampurkan buah-buahan segar dan atau sayuran segar yang diblender hingga kental dan lembut, pastikan juga tanpa gula tambahan.


4. Yoghurt dengan madu

Yoghurt mengandung probiotik dan protein dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan. Jika mau lebih variatif, bisa menambahkan buah segar atau madu pada yoghurt. Ini sangat membantu pencernaan dan gula darah juga lebih stabil.


5. Puding almond

Puding yang terbuat dari bahan seperti almond dan chia bisa menjadi alternatif takjil yang lebih sehat, kandungan seratnya membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga kadar gula darah tetap terkontrol.


Kelima menu takjil di atas tidaklah wajib, hanya menjadi pilihan yang in Syaa Allah sehat buat kita. Jika tidak punya, Ayah Bunda bisa mengupayakan menu lainnya yang lebih hemat, bisa buah-buahan segar seperti pisang, pepaya, atau lainnya. Yang penting tidak berlebihan mengonsumsi gula. 


Demikian, semoga tips ini bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa. (MN)



Tingkatkan Kedekatan dengan Al Qur'an melalui Qur'an Healing

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Menyambut kehadiran Ramadhan dengan bahagia. Untuk mengawali kegiatan siswa di bulan Ramadhan, sekolah telah mengadakan kegiatan yang bertajuk Qur'an Healing.


Qur'an Healing adalah sebuah kegiatan spesial selama bulan Ramadan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui interaksi lebih dalam dengan AlQur'an selama 3 hari di awal Bulan Ramadan, yaitu hari Senin - Rabu tanggal 3 - 5 Maret 2025. 


Kegiatan ini meliputi taujih, yang memberikan pengarahan dan motivasi spiritual agar lebih mendekatkan diri kepada Allah, tahsin untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an dengan tajwid yang benar, tilawah yang mengajak peserta untuk membaca Al-Qur'an dengan penuh khusyuk dan pemahaman, serta tahfidz untuk menghafal dan menjaga hafalan Al-Qur'an.


Melalui qur'an Healing, diharapkan peserta dapat meraih ketenangan batin, memperdalam pemahaman agama, dan meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadan.


Baarakallahu Fiikum.

Kapan Awal Puasa Ramadhan 2025? Jadwal Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

www.sditarrahmahlumajang.sch.idBulan Ramadhan 2025 sudah di depan mata, dan umat Islam di Indonesia pun menanti kepastian kapan 1 Ramadhan 1446 H akan dimulai. Kapan pastinya awal Ramadhan 2025?


Seperti tahun-tahun sebelumnya, penentuan awal puasa ini dilakukan melalui metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) yang dilakukan oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Perbedaan metode ini sering kali menghasilkan perbedaan awal puasa di Indonesia.


Awal Puasa Ramadhan 2025 Versi Pemerintah


Hingga saat ini, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) belum secara resmi menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1446 H. Seperti tahun-tahun sebelumnya, penentuan awal Ramadhan dilakukan melalui sidang isbat yang digelar menjelang akhir bulan Syaban. Sidang ini menjadi acuan bagi mayoritas umat Islam di Indonesia dalam menentukan awal puasa.


Sidang isbat menggabungkan dua metode utama, yaitu rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit muda) dan hisab (perhitungan astronomi). Pengamatan hilal dilakukan di berbagai titik di seluruh Indonesia dengan melibatkan ahli falak, organisasi Islam, serta berbagai instansi terkait seperti BMKG dan BRIN. Jika hilal teramati sesuai kriteria yang telah ditentukan, maka 1 Ramadhan akan diumumkan pada hari itu juga. Jika tidak, bulan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari.


Menurut kalender Hijriah yang diterbitkan Kemenag, 1 Ramadhan 1446 H diperkirakan akan jatuh pada 1 Maret 2025. Namun, kepastian tanggalnya masih menunggu hasil sidang isbat. Mengingat potensi perbedaan awal Ramadhan antara berbagai organisasi Islam di Indonesia, Kemenag juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga toleransi dan menghormati perbedaan dalam pelaksanaan ibadah puasa.


Awal Puasa Ramadhan 2025 Versi Nahdlatul Ulama (NU)


Nahdlatul Ulama (NU) belum mengumumkan secara resmi kapan 1 Ramadhan 1446 H dimulai. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU biasanya mengikuti hasil sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Dalam menentukan awal bulan hijriah, NU mengandalkan metode rukyatul hilal bil fi'li, yaitu pengamatan langsung terhadap hilal (bulan sabit pertama) di berbagai titik pemantauan yang telah ditentukan.

NU akan menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah sebelum menetapkan awal puasa Ramadhan 2025. Jika hilal berhasil terlihat sesuai dengan kriteria imkanur rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal) yang berlaku, maka awal Ramadhan akan ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan tersebut. Namun, jika hilal tidak terlihat, NU akan mengikuti ketentuan istikmal, yaitu menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari.

Sebagai tambahan, NU juga aktif dalam memberikan panduan ibadah selama bulan Ramadhan melalui berbagai program dakwah dan kajian keislaman. Selain itu, NU mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dalam menyikapi kemungkinan adanya perbedaan penetapan awal Ramadhan antara berbagai organisasi Islam di Indonesia.

Awal Puasa Ramadhan 2025 Versi Muhammadiyah


Berbeda dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan metode rukyatul hilal, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan dengan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini tidak bergantung pada pengamatan langsung terhadap hilal, tetapi berdasarkan perhitungan astronomi yang memastikan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Jika hilal sudah memenuhi syarat visibilitas berdasarkan perhitungan ini, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai awal bulan hijriah.

Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri oleh Muhammadiyah biasanya diumumkan jauh-jauh hari agar umat Muslim, khususnya warga Muhammadiyah, dapat mempersiapkan ibadah dengan lebih baik. Meskipun terdapat perbedaan metode penentuan awal bulan hijriah dengan organisasi Islam lain, Muhammadiyah tetap menghimbau agar umat Islam menjaga persatuan dan saling menghormati dalam menyikapi potensi perbedaan jadwal puasa dan Idul Fitri.

Mengapa Penetapan Awal Puasa Ramadhan di Indonesia Sering Berbeda?


Di Indonesia, perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadhan antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah kerap terjadi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan hijriah.

Pemerintah dan NU menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu mengamati hilal secara langsung setelah matahari terbenam pada tanggal 29 Syaban. Jika hilal belum terlihat, maka bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari (istikmal), sehingga awal Ramadhan dimulai keesokan harinya. Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang mengandalkan perhitungan astronomi tanpa memerlukan pengamatan langsung. Jika menurut hisab hilal sudah berada di atas ufuk meskipun belum dapat dilihat, maka keesokan harinya sudah dianggap sebagai awal bulan hijriah.

Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan penetapan awal Ramadhan sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Ada kalanya Muhammadiyah memulai puasa lebih awal, sementara pemerintah dan NU menunggu hasil sidang isbat yang bergantung pada hasil pengamatan hilal. Meski demikian, perbedaan ini tetap dihormati dan sudah menjadi bagian dari dinamika umat Islam di Indonesia.

Kepastian Awal Ramadhan 2025


Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah akan melaksanakan pemantauan hilal atau rukyatulhilal untuk menentukan awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. Pemantauan ini akan dilakukan serentak di 125 titik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Kegiatan rukyatulhilal melibatkan para ahli falak dari Kantor Wilayah Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota. Selain itu, pemantauan juga bekerja sama dengan Pengadilan Agama, organisasi Islam, serta berbagai instansi terkait lainnya.

"Rukyatulhilal awal Ramadan akan dilakukan di 125 lokasi di seluruh Indonesia pada 28 Februari mendatang," ungkap Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, dalam keterangannya di Jakarta.

Jadwal Sidang Isbat 1 Ramadhan 2025


Dari informasi yang didapat di laman Kemenag, sidang isbat akan dilaksanakan dengan rincian berikut :

Acara : Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1446 H

Tanggal : Jumat, 28 Februari 2025

Waktu : pukul 17.00 WIB sampai selesai

Tempat : Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat

Sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, serta Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Planetarium Jakarta juga turut serta dalam pembahasan.

Tak hanya itu, para pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta perwakilan pondok pesantren juga akan berpartisipasi dalam sidang ini.

Sidang isbat merupakan bentuk kolaborasi antara Kemenag, organisasi Islam, serta berbagai lembaga terkait dalam menetapkan awal bulan Hijriah. Keputusan yang dihasilkan diharapkan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadhan.

Demikian informasi lengkap tentang awal puasa Ramadhan 2025. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan!

Bellamore Kendra Tsaqif raih Juara 4 Kelas BMX Putri

www.sditarrahmahlumajang.sch.id -Selamat kepada Ananda Bellamore Kendra Tsaqif, siswa kelas 4 Abu Dzar Al Ghifari SDIT Arrahmah, Tukum, Lumajang meraih Juara 4 Kelas BMX Putri dalam turnament Latber XC Cilacap 2025 yang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2025.


Semoga prestasinya menginspirasi siswa yang lainnya. 

Sambut Ramadhan 1446 H, Keluarga Besar YIC Arrahmah Gelar Pawai

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H/2025 M, segenap keluarga besar Yayasan Islamic Center Arrahmah menggelar acara Pawai Tarhib Ramadhan yang melibatkan seluruh siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari KBIT Arrahmah, TKIT Arrahmah, SDIT Arrahmah, SMPIT Arrahmah, hingga SMAIT Arrahmah, serta diikuti juga oleh semua dewan guru. Kegiatan yang dimulai pada Rabu, 26 Februari 2025 pukul 07.30 WIB ini bertujuan untuk memeriahkan dan mengingatkan umat Islam tentang kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah.


Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Tukum, Bapak Santo, yang memberikan sambutan hangat dan menyampaikan harapan agar Pawai Tarhib Ramadhan ini dapat menjadi wadah untuk mempererat ukhuwah antarwarga sekolah serta masyarakat sekitar. Bapak Santo juga menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan.


Rute pawai berlangsung sekitar Desa Tukum, dengan seluruh peserta berjalan bersama sambil mengenakan pakaian khas Ramadhan. Keluarga besar SDIT Arrahmah turut berpartisipasi dengan membawa berbagai peralatan dan kebutuhan rumah tangga yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk kepedulian sosial dan berbagi kebahagiaan dalam menyambut Ramadhan. Para siswa juga membawa berbagai poster bertuliskan himbauan sambut Ramadhan. Kegiatan ini juga mengajarkan kepada siswa untuk peduli dan berbagi dengan sesama, terutama dalam bulan yang penuh rahmat.

Acara berjalan lancar dan meriah, dengan seluruh siswa dan dewan guru antusias mengikuti pawai tersebut. Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dalam menyambut bulan suci Ramadhan dan memperkuat kebersamaan di antara warga sekolah serta masyarakat sekitar. (humas)


Desain Oleh Masnur Masnur Belajar | Spesial Buat SDIT Ar Rahmah