Mengajar Ala Rasulullah

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Rasulullah adalah contoh teladan yang sempurna dalam kehidupan dan ajarannya. Meskipun kita tidak bisa menandingi kehebatan beliau, ada beberapa sifat dan tindakan yang dapat kita teladani sebagai seorang guru:

1. Keteladanan dan akhlak mulia 

Rasulullah adalah contoh teladan dalam akhlak dan budi pekerti. Sebagai seorang guru, kita harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik kepada murid-murid kita. Jadilah teladan dalam kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan etika yang baik. 

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ 

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)

Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya.

Karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi SAW dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasulullah SAW sampai hari kiamat.

Salah satu alasan diutusnya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT di Arab tidak lain untuk membenahi akhlak masyarakat pada masa itu. 

Hal ini disebutkan dalam hadits.

 عَنْ أَبِي هُرَيرة قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik. 

Mengenai akhlak Nabi SAW, Siti Aisyah radhiallahu anha menjawab: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ Artinya: Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Quran.

2. Kasih sayang dan perhatian

Rasulullah sangat memperhatikan murid-muridnya. Beliau memberikan perhatian penuh terhadap kebutuhan mereka, mengenal mereka secara personal, dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Sifat ini juga harus dimiliki oleh seorang guru modern.

قَالَ أَبُو الْتِّيَّاحِ: عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ خُلُقًا 

Abut Tayyah telah meriwayatkan dari Anas r.a. hadis berikut: Rasulullah Saw. adalah orang yang paling baik akhlaknya.

3. Sabar dan penyabar

Rasulullah bersikap sabar dalam menghadapi kesulitan dan tantangan Sebagai seorang guru kita akan menghadapi berbagai situasi yang menuntut kesabaran. Bersabarlah dalam membantu murid mengatasi kesulitan belajar atau masalah pribadi.

Di dalam Al-Quran, Allah ta’ala memerintahkan kita untuk bersabar pada dua hal,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran : 200)

Perintah sabar yang pertama, adalah sabar mewujudkan iman yang pokok. Kemudian sabar yang kedua, untuk mewujudkan penyempurna iman.

Ini menunjukkan pentingnya sabar, dan kita diperintah sabar, sampai bertemu Allah. Karena memperjuangkan agar iman ini semakin dan semakin sempurna; diantara yang paling urgent berjuang melalui ilmu, adalah perjuangan sampai akhir hayat. Ini juga bukti bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Karena pahalanya pun tak terbatas.

Setelah kita sadar dan menjalani bahwa belajar itu perlu sabar, fase setelahnya pada ayat yang lain, Allah mengajak kita untuk bersabar dalam menyampaikan ilmu/mengajar,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. (QS. Al-Kahfi : 28)

4. Menjaga kesetaraan dan keadilan

Rasulullah memperlakukan semua murid dengan adil dan setara tanpa membedakan suku, ras, atau latar belakang. Sebagai guru, berikan perhatian dan kesempatan yang sama kepada semua murid tanpa memandang perbedaan mereka.

Berkenaan dengan hal itu Allah juga telah memberikan isyarat tentang manusia merupakan zoon politicon dalam QS. Al-Hujurat : 13 yang artinya :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal satu sama lain, Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu…”

Sebagaimana juga diterangkan dalam hadis Nabi saw,

Diriwayatkan dari Abu Malik al-Asy’ari bahwa Rasulullah saw bersabda,“Sesungguhnya Allah swt tidak memandang kepada pangkat-pangkatmu, tidak memandang pada nasab-nasabmu, tidak pada bentuk rupamu, dan tidak pula memandang pada hartamu, melainkan yang Allah pandang adalah hatimu”

 
5. Menggunakan metode pembelajaran yang efektif

Rasulullah menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman murid-muridnya. Sebagai seorang guru, kita juga harus mencari cara-cara yang efektif untuk menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh murid.

Metode adalah المنهج al-manhaj atau الوصلة al-wasalah, yakni sistem atau pendekatan serta sarana yang digunakan untuk mengantar kepada suatu tujuan. Tanpa metode, proses pembelajaran tidak akan dapat tercapai efektif dan efesien menuju ke tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalan proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh pendidik, akan berdaya guna dan berhasil guna apabila menggunakan metode yang tepat sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kewajiban tentang belajar dan pembelajaran Firman Allah QS. al-Nahl (16):125ِ

ادْع إِلَى ٰ سَبِيل ِ رَبِك َ بِالْحِكْمَة ِ وَالْمَوْعِظَة ِ الْحَسَنَةۖۙوَجَادِلْه ََ ِه و َ أَعْل ِهِي َ أَحْسَن ۚ إِن َّ رَبَّك م ْ بِالَّتِي َّم بِمَن ْ ضَل ْ

عَن ْ سَبِيلِه ِ ۖ و َِه و َ أَعْلَم بِال َمهْتَدِين 

Terjemahnya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. 

Dalam ayat ini, Allah swt menyuruh dalam arti mewajibkan kepada Nabi Muhammad saw., dan umatnya untuk belajar dan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik (billatiy hiya ahsan). Dari ayat ini, sehingga dapat dikorelasikan dengan ayat-ayat lain yang mengandung interpretasi tentang metode belajar dan pembelajaran berdasarkan konsep qur’anī. 

 
6. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Rasulullah adalah pendengar yang baik. Sebagai guru, dengarkanlah dengan seksama apa yang dikatakan murid dan berikan tanggapan yang tepat serta bermanfaat.

Perintah mendengar adalah perintah terpenting untuk menemukan sebuah kebenaran, terlebih disaat dibacakan pada dirinya tentang alquran. Sebagaimana perintah dalam Firman Allah swt,

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Apabila dibacakan al-Quran, perhatikanlah dan diamlah, maka kalian akan mendapatkan rahmat.” (QS. al-A’raf: 204).

 
7. Mendorong kreativitas dan pemikiran kritis

Dalam prespektif ayat Al-Quran sudah banyak dijelaskan bahwa kreatif sangat dibutukan. Sebagai salah satu contoh ayat yang membahas kreativitas, bahkan menjadi perintah untuk berpikir kreatif telah termaktub dalam QS. Al-Baqarah (2): 219-220, seperti berikut:

“… Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan, Tentang dunia dan akhirat …” (LPMQ, 2021).


Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengolah apa yang sudah Allah ciptakan kepadanya dengan cara befikir karena  manusia diberi akal untuk mengasah otak. Dengan manusia berusaha menggunakan akalnya, itu adalah perintah yang sudah ditetapkan Allah agar manusia dapat berkembang (Wahidar, 2018)

Wallahu A'lam. */ dikutip dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan masukan

Desain Oleh Masnur Masnur Belajar | Spesial Buat SDIT Ar Rahmah