Ayo Berpuasa! Mengenal Puasa Wajib dan Sunnah

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Puasa adalah satu ibadah yang harus dilakukan bagi umat muslim. Ada puasa yang diwajibkan, ada juga yang disunnahkan. Puasa wajib misalnya puasa Ramadhan. Selain puasa di bulan Ramadan, ada juga puasa wajib yang lain. Puasa sunnah misalnya puasa hari Senin dan Kamis.

 


 

 Saum atau puasa bagi orang Islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Allah Swt. berfirman pada surah al-Baqarah ayat 183.

 يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa hukum puasa Ramadan adalah wajib. Maka, sebagai hamba Allah Swt. kita harus melaksanakan perintah tersebut lillahi ta'ala. Lafal (takwa) dalam ayat tersebut di awali dengan lafal (supaya) yang memberikan penjelasan bahwa ibadah puasa itu mampu menghadirkan ketakwaan jika kita berpuasa dengan sungguh-sungguh dan berniat ikhlas karena Allah. Sebaliknya, jika tidak sungguh-sungguh dalam berpuasa maka hanya mendapatkan haus dan dahaga tanpa memperoleh takwa, Rasulullah saw bersabda, "Berapa banyak orang yang berpuasa. hanya mendapatkan dari puasanya rasa lapar dan haus saja...." (HR. Albani No. 1084) 


A. Puasa Wajib

1. Puasa Ramadhan

Dalam bahasa Arab kata Ramadan berasal dari kata Ramada yang berarti panas yang membakar, seperti api yang membakar apa saja yang didekatnya. Pada bulan Ramadan Allah Swt. menjanjikan sebagai sarana membakar dosa-dosa orang yang melaksanakan ibadah di bulan tersebut. 

 

Syarat Wajib Puasa Ramadan

Di bawah ini adalah syarat wajib untuk menjalankan puasa Ramadan yang baik dan benar.

a. Beragama Islam.
b. Telah melalui masa balig atau telah mencapai umur dewasa
c. Mempunyai akal.  
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Bukan seorang musafir atau sedang melakukan perjalanan jauh.
f. Suci dari haid dan nifas.
g. Mampu atau kuat melaksanakan ibadah puasa. 

Syarat wajib puasa Ramadan di atas harus dipenuhi untuk menjalankan puasa Ramadan. Balig atau telah mencapai umur dewasa menjadi salah satu syarat, namun anak-anak harus mulai belajar berpuasa dan belajar amalan-amalan dalam puasa Ramadan. 

 

Hikmah Puasa Ramadan 

Manfaat dalam menjalankan ibadah puasa selain untuk kesehatan, ibadah puasa juga memiliki hikmah yang banyak yaitu sebagai berikut.

a. Melatih kesabaran.
b. Membentuk akhlak yang baik. 
c. Kondisi fisik menjadi sehat.
d. Menimbulkan rasa syukur.
e. Meningkatkan ketakwaan dalam diri seseorang.
f. Membersihkan diri dari dosa. 

g. Membiasakan diri hidup hemat.

 

2. Puasa Nazar 

Puasa nazar wajib dilakukan apabila seseorang bernazar atau berjanji untuk melakukan puasa, baik satu hari atau satu bulan. Sebagai contoh, seseorang berjanji sengan mengatakan, "Apabila aku berhasil dalam ujian, maka aku akan melaksanakan puasa." Secara bahasa, nazar adalah aujaba yang artinya mewajibkan. Oleh karena itu, ketika seseorang bernazar untuk puasa, berarti dia telah mewajibkan puasa tersebut atas dirinya. 

 

3. Puasa Kifarat/Kafarat 

Secara bahasa kafarat artinya mengganti, menutupi, membayar, dan memperbaiki. Kafarat harus dilaksanakan oleh sesesorang yang telah melakukan kemaksiatan yang mengharuskannya membayar kafarat. Di antara contoh kemaksiatan tersebut antara lain membunuh karena kesalahan, membatalkan sumpahh, membatalkan puasa Ramadhan karena melakukan hubungan suami istri pada siang hari, dan zihar (menganggap istri seperti ibunya).
 

4. Puasa Qadha Ramadhan 

Qadha berarti memenuhi, melaksanakan, membayar, atau melunasi. Terkait puas, qadha berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa wajib di bulan Ramadhan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena ada halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara'. Seperti sakit dan bepergian. 

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ - ١٨٤ 

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al Baqarah: 184)

B. Puasa Sunah

Ada berbagai macam puasa sunah yang utama untuk dijalankan. Puasa sunah merupakan ibadah yang dicontohkan Rasulullah saw.. Meskipun hukumnya dianjurkan untuk dilakukan di waktu- waktu tertentu, puasa sunah tidak boleh dilakukan berturut-turut tanpa berbuka sama sekali (dilakukan setiap hari). Jika puasa Ramadan hukumnya wajib dan merupakan ibadah inti, maka puasa sunah adalah ibadah pelengkap. Sama dengan salat wajib yang dilengkapi şalat sunah.

Puasa sunah tidak wajib dilakukan namun memiliki banyak keutamaan bagi yang melaksanakannya. Puasa sunah bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

1. Puasa Senin Kamis 

Ibadah puasa sunah yang paling umum dan paling sering didengar adalah puasa Senin Kamis. Puasa yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis merupakan ibadah puasa sunah yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw.. Rasulullah saw. pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, "Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (H.R. Muslim No. 1978)

Keutamaan puasa di hari Senin dan Kamis disebutkan dalam hadis yang artinya "Pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Setiap hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang sedang bermusuhan atau memiliki masalah dengan saudaranya. Kelak akan dikatakan pada mereka, 'Akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai." (H.R. Muslim No. 4653)

2. Puasa Daud

Ibadah ini dicontohkan oleh Nabi Daud a.s. dan juga dilakukan oleh Rasulullah saw.. Caranya yakni dengan melakukan selang-seling dalam berpuasa (sehari berpuasa dan sehari tidak). Puasa Daud juga merupakan ibadah puasa sunah yang paling disukai Allah Swt... Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik şalat di sisi Allah adalah şalatnya Nabi Daud a.s.. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dulu tidur di pertengahan malam dan beliau şalat di sepertiga malamnya kemudian tidur lagi di seperenamnya. Sedangkan puasa Daud adalah puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya." (H.R. Bukhari no. 1843)

3. Puasa Syawwal

Seperti namanya, puasa sunah ini adalah puasa yang dilakukan di bulan Syawwal (setelah bulan Ramadan). Puasa Syawwal dilakukan sebanyak 6 hari, boleh berturut-turut dan boleh tidak berurutan. Salah satu keutamaan puasa Syawwal disebutkan dalam hadis yang artinya "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka pahala yang dia dapatkan seperti orang yang berpuasa setahun penuh." (H.R. Ibnu Majah No. 1706)

 

4. Puasa Ayyamul Bidh

Ibadah sunah lain yang diajarkan oleh Rasulullah saw. adalah puasa yang dikerjakan sebanyak 3 hari di bulan Hijriyah, Puasa yang dikenal dengan nama Ayyamul Bidh ini dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya Dari Ibnu Milhan Al-Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata, "Rasulullah saw. biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)." Dan beliau bersabda, "Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun," (H.R. Nasa'i No. 2377) 

 

5. Puasa Zulhijjah

Puasa Zulhijjah merupakan ibadah puasa sunah yang dilakukan sebanyak 10 hari di bulan Zulhijjah. Puasa ini dilakukan sebanyak 9 hari pertama di bulan Zulhijjah. Di hari kesepuluh yang bertepatan dengan pelaksanaan hari raya kurban, kita hanya diminta untuk berpuasa hingga selesai melaksanaan şalat hari raya. Setelahnya, kita tidak diperbolehkan melanjutkan puasa karena hukumnya menjadi haram.

Keutamaan puasa Zulhijjah dijelaskan dalam hadis yang artinya, "Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk dipakai beribadah lebih dari sepuluh hari pertama di bulan Zulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan şalāt pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar." (H.R. Ibnu Majah No. 1717)

6. Puasa Arafah

Puasa Arafah berhubungan langsung dengan puasa Zulhijjah karena dilaksanakan pada hari kesembilan di bulan Zulhijjah atau menjelang hari raya 'Idul Adha. Dinamakan puasa Arafah karena di hari tersebut umat Islam yang berhaji sedang melaksanakan ibadah wukuf di Arafah. Puasa Arafah memiliki satu keistimewaan yang sangat besar yakni dihapuskan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di bawah ini.

Diriwayatkan oleh Abu Qatadah Al-Anshari r.a., "Dan Rasulullah saw. ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, Rasulullah bersabda, 'Puasa ini dapat menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang." (H.R. Ibnu Majah 1721)

7. Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa sunah yang dilaksanakan tanggal 10 di bulan Muharram. Keutamaan puasa Asyura dijelaskan dalam hadis yang artinya Rasulullah saw. bersabda, "Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (H..R. Ibnu Majah 1728)

 

8. Puasa Muharram

Puasa Muharram merupakan sebutan untuk semua ibadah puasa sunah yang dilakukan pada bulan Muharram. Pada zaman dahulu, orang Yahudi dan Nasrani juga melakukan puasa setiap tanggal 10 Muharram. Agar tidak sama dengan ibadah mereka, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk mengiringi puasa Asyura dengan puasa tambahan sehari sebelum atau sesudahnya. Ini merupakan bagian dari puasa Muharram. Keistimewaan berpuasa di bulan Muharram dijelaskan dalam hadis berikut, "Puasa Muharram adalah puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadan." (H.R. Muslim No. 1983)

9. Puasa Sya'ban

Bulan Sya'ban adalah bulan yang istimewa karena setelahnya umat Islam menyambut datangnya Ramadan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah tidak banyak berpuasa di bulan-bulan lain kecuali bulan Sya'ban. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi No. 726 disebutkan, "Bulan Sya'ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Karenanya, aku suka berpuasa saat amalanku dinaikkan ke hadapan-Nya."

10. Puasa di Bulan-bulan Haram 

Bulan-bulan haram adalah bulan yang dihormati. Di bulan-bulan tersebut kita dianjurkan untuk melakukan ibadah sebanyak- banyaknya, termasuk berpuasa. Adapun yang termasuk kategori bulan haram adalah Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab.

 

📢 Wawasan

Pada bulan Ramadan terdapat malam istimewa yang disebut malam lailatul qadr. Malam tersebut adalah malam terbaik daripada malam seribu bulan. Allah Swt. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 185 yang artinya, "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,..." 

 

📚 Kisah Inspirasi

Rasulullah dan Puasa Senin Kamis


Pada hari Senin dan Kamis, amalan-amalan diperlihatkan (dilaporkan) kepada Allah Swt. Maka betapa beruntungnya ketika saat itu seorang hamba sedang berpuasa. Rasulullah saw. bersabda, "Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diperlihatkan saat aku berpuasa. (H.R. Tirmidzi No. 678)

Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka, Allah pada hari itu mengampuni setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali orang yang bermusuhan dengan saudaranya. Maka dikatakan, "Biarkan keduanya hingga berdamai, biarkan keduanya hingga berdamai." (H.R. Muslim No. 4652)

Abu Hurairah berkata, Nabi saw. lebih sering pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada sahabat yang bertanya tentang hal itu. Maka Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya seluruh amal akan dipersembahkan pada setiap hari Senin dan hari Kamis. Lalu Allah mengampuni setiap muslim atau setiap orang mukmin kecuali orang yang bermusuhan. Sebab Allah berfirman, Tangguhkanlah amal kedua orang itu." (H.R. Darimi No. 1685)

 

Sumber :

  1. Al-Qur'an Syamil dan terjemahannya. PT. Sygma Examedia Arkanleema.
  2. Syafiur-Rahman, Syaikh. 1998. Sirah Nabawiyah. Jakarta : Pustaka Kautsar.
  3. Tri Nugroho. 1441H/2020 M. Bina Pribadi Islami tingkat dini seri 6A.Surakarta : JSIT Publishing Indonesia.
  4. https://mediaindonesia.com/humaniora/559182/mengenal-empat-macam-puasa-wajib-dalam-islam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan masukan

Desain Oleh Masnur Masnur Belajar | Spesial Buat SDIT Ar Rahmah