Mengenal Mata Manusia, Mulai dari Anatomi, Fungsi, Cara Kerjanya, dan Gangguang Pada Mata

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Mata merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Kamu dapat melihat hijaunya sawah, kemacetan di jalan, dan rintik hujan di jendela karena mata Anda berfungsi dengan baik. Sayangnya, masih banyak yang belum mengenal anatomi bagian mata dan cara menjaganya dengan benar. Yuk, simak ulasan berikut mengenai gambar mata dan fungsinya serta tips agar mata tetap sehat.

 

Anatomi gambar mata dan fungsinya

Supaya kamu bisa mengenal lebih dalam anatomi bagian-bagian mata dan fungsinya, perhatikan gambar di atas dan penjelasannya di bawah ini.

 1. Kornea

Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk bagian mata terdepan atau paling luar. Fungsi kornea adalah sebagai jendela dan jalan masuk cahaya ke mata Anda. 

Berkat kornea, mata Anda dapat mengatur masuknya sinar cahaya agar bisa melihat kata-kata dan gambar secara jelas. Kornea berfungsi memberikan 65-75 persen kekuatan fokus mata Anda.

Anda pun perlu berhati-hati untuk menjaga kesehatan kornea Anda. Di dalam kornea terdapat banyak ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif.

Jika tidak dirawat dengan baik, kornea rentan terserang infeksi bakteri atau jamur seperti keratitis. Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya perubahan struktur kornea, yaitu keratokonus.

2. Bilik mata depan (anterior chamber)

Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang kornea, di depan lensa (lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas). Kantung yang juga dikenal dengan istilah anterior chamber ini berisi cairan aqueous humor yang membantu membawa nutrisi ke jaringan mata.

Cairan aqueous humor juga sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang tekanan di dalam mata. Kesehatan mata juga dipengaruhi oleh proses produksi dan aliran cairan di bilik mata depan. Jika terdapat gangguan, hal ini dapat menyebabkan masalah pada tekanan di dalam matanya, contohnya seperti glaukoma.

3. Sklera

Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan fibrosa yang menutupi seluruh bola mata Anda, kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang menempel guna menggerakkan mata yang menempel pada sklera.

Nah, Anda juga harus berhati-hati karena tidak menutup kemungkinan terjadi masalah pada sklera mata. Salah satu penyakit yang dikaitkan dengan sklera yang bermasalah adalah skleritis, yaitu peradangan dan pembengkakan yang terjadi di sklera.

4. Iris dan pupil

Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu sama lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah bulatan kecil berwarna lebih gelap di tengahnya.

Nah, bulatan kecil di tengah itulah yang disebut dengan pupil. Pupil merupakan otot pada bagian mata yang bisa tertutup dan terbuka atau mengecil dan membesar.

Sementara itu, iris berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan dengan bukaan pupil. Ketika terpapar cahaya terang, iris akan menutup (atau menyempit) dan membuat pupil terbuka lebih kecil untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata Anda.

Selain itu, irislah yang menentukan warna mata Anda. Orang dengan mata cokelat memiliki iris dengan banyak pigmen. Sementara itu, orang bermata biru memiliki iris dengan pigmen yang sedikit.

Iris dan pupil mata juga tidak luput dari kemungkinan terkena penyakit. Menurut Mayo Clinic, salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah iritis, yaitu pembengkakan dan peradangan pada iris mata Anda. Nama lain dari iritis adalah uveitis.

5. Lensa

Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur, yang terletak tepat di belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra penglihatan Anda di atas).

Fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina Anda. Lensa ini memberikan 25-35 persen kekuatan fokus mata Anda.

Lensa mata memiliki tekstur yang lentur dan elastis. Maka dari itu, bentuknya bisa berubah jadi melengkung dan fokus pada objek di sekitar. Misalnya, ketika melihat orang yang berada di dekat Anda atau dari kejauhan. 

Lensa juga merupakan bagian mata yang umum mengalami masalah. Apabila ada seseorang yang memiliki kondisi rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hipermetropi), hal ini disebabkan oleh posisi lensa dan kornea yang tidak tepat pada bola mata.

Seiring bertambahnya usia, salah satu bagian penting dari anatomi mata ini juga bisa kehilangan elastisitasnya dan kemampuan menangkap objek secara fokus. Hal ini biasa disebut sebagai presbiopia atau mata tua, yaitu gangguan penglihatan yang banyak dialami orang lanjut usia.

Masalah lensa mata lainnya yang sering terjadi akibat penuaan adalah katarak. Kondisi ini terjadi ketika ada bercak atau noda menyerupai kabut yang menutupi sebagian lensa mata, sehingga mata tidak dapat melihat dengan jelas.

6. Koroid dan konjungtiva

Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang terdapat banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera dan retina.

Koroid ini berfungsi untuk memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke semua struktur lainnya pada bagian anatomi mata.

Sementara itu, konjungtiva adalah lapisan tipis jaringan yang menutupi seluruh bagian mata Anda yang posisinya ada di depan, kecuali untuk kornea.

Salah satu gangguan mata yang bisa terjadi pada konjungtiva adalah konjungtivitis atau pink eye. Kondisi ini merupakan peradangan dan pembengkakan pada lapisan konjungtiva, sehingga menyebabkan mata merah dan terasa gatal. Umumnya, kondisi ini dipicu oleh infeksi bakteri, virus, atau alergen (penyebab alergi).

7. Badan vitreous

Berbeda dengan cairan aqueous humor yang adanya di depan lensa mata, vitreous humor terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti jeli yang mengisi bagian dalam bagian belakang anatomi mata. Seiring waktu, vitreous menjadi lebih encer dan bisa terlepas dari bagian belakang mata.

Jika penglihatan mata Anda terlihat seperti ada awan putih yang mengambang atau cahaya kedipan lampu, segera temui dokter mata. Pasalnya, zat vitreous yang terpisah dapat menyebabkan lubang (suatu kondisi yang disebut lubang makula) berkembang di retina.

8. Retina dan saraf optik

Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi permukaan bagian dalam anatomi mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang menyerupai kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai gambar atau objek yang mata lihat.

Terdapat beberapa masalah mata yang berkaitan dengan retina, yang meliputi:

  • Oklusi vena retina
  • Cytomegalovirus retinitis
  • Luka atau robekan pada retina
  • Retinopati diabetik
  • Retinoblastoma
  • Retinopati prematur
  • Sindrom Usher

9. Makula

Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan penglihatan sentral. Pada makula, terdapat fovea. Fovea terletak di pusat makula dan fungsinya untuk memberikan penglihatan detail yang paling tajam di mata Anda.

Makula merupakan bagian anatomi mata dengan sel-sel fotoreseptor (penerima cahaya) tingkat tinggi yang dapat mendeteksi cahaya dan mengirimkannya ke otak. Dengan kata lain, makula memiliki peran besar agar Anda dapat melihat berbagai warna dan detail dari suatu objek dengan sangat jelas.

Karena fungsinya sangat krusial, kerusakan pada makula umumnya dapat berpengaruh ke penglihatan sentral atau penglihatan bagian tengah.

Salah satu gangguan yang umum ditemukan pada makula yaitu adalah degenerasi makula, yaitu masalah mata yang biasanya terjadi pada orang-orang berusia 50 tahun ke atas.

10. Kelopak mata

Meski terletak di bagian terluar, kelopak mata atau palpebra adalah bagian anatomi mata dengan fungsi yang tak kalah penting dengan bagian lainnya. Kelopak mata membantu menjaga kesehatan mata dengan melindungi kornea Anda dari paparan benda-benda asing, seperti infeksi, cedera, serta penyakit.

Selain itu, kelopak mata juga membantu agar air mata tersebar dengan merata pada permukaan mata, terutama jika kelopak mata tertutup. Hal ini tentunya membantu melumasi mata dan mencegah kondisi mata kering.

Namun, Anda juga harus berhati-hati dan menjaga kesehatan kelopak mata. Pasalnya, kelopak mata rentan terkena peradangan, infeksi, serta masalah lainnya, seperti:

 

Lalu, seperti apa cara kerja mata, alias proses melihat?

Masing-masing bagian anatomi mata di atas bekerja sama agar kamu dapat melihat dengan jelas. Namun, seperti apa urutan cara kerjanya?

Pertama-tama, cahaya akan masuk melewati kornea. Setelah itu, kornea akan mengatur masuknya cahaya ke mata kamu.

Cahaya selanjutnya akan melewati pupil. Sebelum itu, iris mata akan bertugas mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk ke pupil.

Cahaya kemudian akan melewati bagian lensa mata. Lensa akan bekerja sama dengan kornea untuk memfokuskan cahaya dengan benar tepat ke retina mata.

Ketika cahaya mengenai retina, sel-sel reseptorakan mengubah cahaya tersebut menjadi sinyal untuk dikirim ke otak melalui saraf-saraf optik. Dengan begitu, otak akan mengubah sinyal menjadi gambar yang biasa kamu lihat.

 

Berbagai Jenis Gangguan Mata yang Sering Ditemukan…

Di bawah ini kamu dapat melihat beberapa jenis gangguan mata yang cukup sering ditemukan dan apa saja gejala yang perlu kamu waspadai.

 

Buta Warna

Buta warna merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat melihat spektrum warna tertentu. Buta warna sebagian adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat melihat spektrum warna merah dan atau hijau. Buta warna sebagian dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung pada keparahan dan spektrum warna yang tidak dapat dilihat.

Buta warna komplit (amat sangat jarang) merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat melihat seluruh spektrum warna. Dengan kata lain penderita hanya dapat melihat warna hitam dan putih. Menggunakan kacamata berwarna mungkin dapat membantu seorang penderita buta warna melihat dengan lebih baik.

 

Rabun Jauh (Miopia)

Saat Anda menderita rabun jauh atau miopia, maka segala sesuatu yang berada pada jarak tertentu atau jauh akan terlihat kabur. Resiko Anda untuk menderita gangguan mata yang satu ini akan meningkat bila salah satu atau kedua orang tua Anda menderita miopia atau bila Anda sering membaca dengan jarak dekat.

Penyebab dari miopia biasanya adalah karena bola mata terlalu panjang atau bentuk kornea yang abnormal atau akibat adanya kelainan pada lensa mata. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan titik fokus jatuh tepat di depan retina, bukan pada retina. Gejala miopia biasanya mulai terjadi saat anak memasuki usia sekolah dan remaja. Anak biasanya akan memerlukan penggantian kacamata beberapa kali karena perubahan minus matanya. Keadaan ini biasanya akan stabil (minus tidak berubah lagi) saat anak berusia awal 20 tahun.

Penderita miopia biasanya mengalami kesulitan untuk mengemudi, berolahraga, atau melihat papan iklan atau bahkan televisi. Gejala yang biasa ditemukan adalah pandangan kabur, sering menyipitkan mata, dan mata terasa sangat lelah. Untuk mengatasinya, Anda dapat menggunakan kacamata, lensa kontak, atau melakukan tindakan pembedahan laser.

Tindakan pembedahan laser (iLASIK) merupakan suatu teknik pembedahan untuk membentuk ulang kornea mata Anda yang dapat membantu mengatasi rabun jauh, rabun dekat, maupun silinder.

Tindakan pembedahan ini memiliki tingkat kesuksesan yang cukup tinggi (lebih dari 90%), akan tetapi sebaiknya tidak dilakukan bila Anda memiliki mata kering yang cukup parah, memiliki bentuk kornea yang tipis atau abnormal, atau menderita gangguan penglihatan berat. Efek samping yang mungkin terjadi adalah sensitif terhadap cahaya.

 

Rabun Dekat (Hiperopia)

Sebagian besar orang dilahirkan dengan rabun dekat ringan, yang biasanya akan menghilang saat memasuki usia kanak-kanak. Bila rabun dekat tetap ada, maka orang tersebut biasanya akan mengalami kesulitan untuk melihat benda-benda yang terletak cukup dekat dengannya (benda tampak kabur atau buram). Keadaan ini dapat menurun dalam keluarga.

Rabun dekat seringkali terjadi karena bentuk bola mata terlalu pendek. Hal ini menyebabkan titik fokus jatuh di belakang retina, bukan pada retina. Pada kasus yang berat, penderita juga dapat mengalami kesulitan melihat benda atau objek yang terletak cukup jauh.

Selain kelainan bentuk bola mata, kelainan bentuk kornea atau lensa juga dapat menyebabkan terjadinya rabun dekat. Anak-anak yang menderita rabun dekat biasanya memiliki mata juling (strabismus) atau mata malas (amblyopia) dan mungkin mengalami kesulitan membaca. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan mata anak Anda ke seorang dokter spesialis mata.

Gejala yang dapat ditemukan adalah kesulitan untuk membaca, pandangan kabur di malam hari, mata terasa lelah, dan nyeri kepala. Untuk mengatasinya, gunakanlah kacamata atau lensa kontak atau melakukan tindakan pembedahan.

 

Presbiopia

Kesulitan membaca tulisan merupakan salah satu tanda penuaan. Keadaan ini disebut dengan presbiopia (artinya mata tua dalam bahasa Yunani). Pada sebagian besar orang, keadaan ini mulai terjadi saat mereka memasuki usia 40 tahun.

Presbiopia terjadi karena lensas mata menjadi kurang fleksibel dan tidak dapat mengubah bentuknya untuk memfokuskan penglihatan pada benda yang berjarak dekat. Untuk mengatasinya, gunakanlah kacamata.  

 

Astigmatisma (Silinder)

Jika Anda menderita astigmatisma atau silinder pada salah satu atau kedua bola mata, maka pandangan Anda pada jarak berapa pun biasanya terganggu. Keadaan ini terjadi saat kornea memiliki bentuk yang tidak normal. Akibatnya, terbentuk banyak titik fokus yang jatuh pada berbagai tempat pada retina. Penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat membantu mengatasinya. Selain itu, tindakan pembedahan juga dapat membantu mengatasinya.

Gejala yang dapat ditemukan adalah pandangan kabur, nyeri kepala, dan mata terasa sangat lelah.

 

Glaukoma

Glaukoma dapat membuat Anda kehilangan penglihatan Anda dengan merusak saraf optik di dalam mata Anda. Penderita mungkin tidak akan mengalami gejala apapun. Gejala awal yang biasa ditemukan adalah hilangnya lapang pandang sebagian, awalnya lapang pandang samping, yang kemudian akan diikuti oleh hilangnya lapang pandang pusat.

Pada sebagian besar kasus glaukoma, peningkatan tekanan di dalam mata menyebabkan terjadinya kerusakan saraf optik dan membuat penderita kehilangan penglihatannya. Pada keadaan normal, mata manusia dipenuhi oleh cairan yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada berbagai struktur di dalam mata. Akan tetapi, bila cairan ini menjadi berlebihan, maka tekanan di dalam mata Anda pun akan meningkat dan merusak saraf optik yang terletak di bagian belakang mata.

Untuk mendeteksi adanya glaukoma sedini mungkin, dianjurkan agar Anda melakukan pemeriksaan mata secara teratur setiap 1-2 tahun sekali, terutama bila Anda telah berusia lebih dari 40 tahun. Glaukoma dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan pembedahan. Tanpa pengobatan glaukoma akan menyebabkan terjadinya kebutaan total.

 

Degenerasi Makula

Age related macular degeneration (AMD) atau degenerasi makula terkait usia akan merusak dan menghancurkan penglihatan pusat, yang akan membuat Anda sulit untuk membaca atau mengemudi kendaraan bermotor. Gejala yang dapat ditemukan adalah lapang pandang pusat tampak hitam atau garis lurus tampak bergelombang. Resiko terjadinya AMD akan meningkat bila Anda berusia lebih dari 60 tahun, merokok, memiliki tekanan darah tinggi, menderita obesitas, berjenis kelamin wanita, atau memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma.

AMD terjadi akibat adanya gangguan yang mengenai bagian pusat dari retina, yang disebut dengan makula. Degenerasi makula terbagi menjadi 2 jenis yaitu "basah" dan "kering". Pada AMD "kering", biasanya ditemukan kumpulan bintik kuning yang disebut dengan drusen pada makula. Seiring dengan semakin memburuknya penyakit, jaringan makula pun akan hancur. Hal ini tentu saja akan mengganggu proses penghantaran sinyal dari retina ke dalam otak.

Pada AMD "basah", terbentuk pembuluh darah abnormal, yang akan membentuk jaringan parut pada makula dan merusak makula. Garis lurus yang tampak bergelombang merupakan gejala awal dari AMD "basah". AMD "basah" merupakan jenis AMD yang lebih berat dan lebih cepat berkembang. Kedua jenis AMD akan membuat lapang pandang pusat Anda tampak seperti suatu area kehitaman.

 

Retinopati Diabetikum

Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 dapat menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian dan berujung pada kebutaan. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di dalam retina. Keadaan ini biasanya dapat diobati, akan tetapi jangan tunggu hingga gejala timbul. Saat gejala seperti penglihatan kabur, bintik hitam, atau nyeri mata timbul; maka penyakit mungkin sudah berat. Oleh karena itu, dianjurkan agar orang yang menderita diabetes melakukan pemeriksaan mata setiap tahun, bahkan lebih sering bila mereka sudah mulai mengalami gangguan mata karena diabetes. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya retinopati diabetikum adalah dengan menjaga kadar gula darah Anda tetap dalam batas normal.

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil yang berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina. Pembuluh darah ini dapat membengkak, rusak, dan akhirnya membuat cairan di dalamnya merembes keluar. Pada beberapa kasus, dapat terbentuk berlusin-lusin pembuluh darah baru yang abnormal (retinopati proliferatif). Pembuluh darah abnormal yang baru terbentuk ini sangat rapuh dan dapat pecah dengan mudah. Berbagai proses ini secara berangsur-angsur akan merusak retina dan menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau bahkan buta.

 

Katarak

Saat memasuki usia 80 tahun, sebagian besar orang pasti akan mengalami katarak. Katarak akan membuat penglihatan Anda menjadi kabur secara perlahan, yang akan membuat Anda sulit membaca, mengemudi, dan melihat di malam hari. Diabetes, merokok, atau menghabiskan terlalu banyak waktu berjemur di bawah sinar matahari dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak. Tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengganti lensa mata sangat efektif dalam mengatasi katarak.

Pada keadaan normal, lensa mata yang sehat berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Seiring dengan semakin bertambahnya usia seseorang, protein pun akan menumpuk di dalam lensa mata, yang membuat lensa menjadi keruh. Hal ini akan membuat fokus cahaya tidak jatuh tepat pada retina. Akibatnya, penglihatan pun akan menjadi buram, ketajaman penglihatan warna berubah, dan silau saat melihat cahaya terutama di malam hari. Katarak tahap lanjut bahkan dapat terlihat dengan mata telanjang, di mana bagian tengah mata berwarna putih.

 

Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa merupakan suatu gangguan mata yang dapat diturunkan dari orang tua. Gangguan ini biasanya bermula dari gangguan penglihatan di malam hari. Gejala berikutnya yang terjadi adalah gangguan lapang pandang samping secara perlahan, yang lama-kelamaan akan membuat penderita seperti melihat di dalam terowongan, yang akan berujung pada kebutaan.

Pada penderita retinitis pigmentosa, jaringan retina yang sensitif terhadap cahaya akan mati secara perlahan setelah bertahun-tahun. Saat hal ini terjadi, maka jaringan retina ini pun akan berhenti mengirimkan sinyal ke dalam otak dan membuat Anda kehilangan penglihatan Anda.

Pada pemeriksaan mata, dokter biasanya akan menemukan bintik hitam abnormal (pigmen) di sekitar retina. Selain itu, penderita juga dapat mengalami katarak dini dan pembengkakan retina (edema makula).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin A dosis tinggi dapat membantu mengembalikan penglihatan yang hilang. Akan tetapi, dianjurkan agar Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi karena dapat dapat beracun.

 

Floater

Bintik hitam atau benang halus yang bergerak pada penglihatan disebut dengan floater, yang merupakan debris atau kotoran di dalam cairan vitreus. Floater biasanya tidak akan menutupi penglihatan dan lebih mudah terlihat pada cahaya terang. Floater merupakan hal sering ditemukan dan biasanya tidak berbahaya. Akan tetapi, bila mereka muncul secara mendadak atau lebih sering dan tampak lebih banyak atau Anda juga melihat kilatan cahaya; segera periksakan diri Anda ke seorang dokter spesialis mata.

Bintik putih atau hitam yang menetap dan hilangnya lapang pandang samping secara mendadak juga merupakan pertanda bahwa Anda harus segera memeriksakan diri ke seorang dokter.

 

Ambliopia (Mata Malas)

Saat Anda masih kanak-kanak, bila salah satu mata Anda tidak dapat melihat dengan baik, maka otak Anda terkadang akan lebih "menyayangi" mata yang satu lagi. Keadaan ini disebut dengan ambliopia. Ambliopia dapat terjadi karena mata juling atau gangguan ketajaman penglihatan pada salah satu mata. Perban atau obat tetes mata yang bertujuan untuk membuat mata yang sehat memiliki penglihatan yang kabur dapat memaksa otak untuk menggunakan mata yang lainnya. Jika keadaan ini tidak segera diatasi di masa kanak-kanak, gangguan penglihatan karena ambliopia dapat bersifat permanen.

 

Benda Asing Pada Mata

Banyak ujung saraf terletak pada permukaan kornea Anda, jadi adanya benda yang sangat kecil sekalipun dapat membuat Anda kesakitan atau tidak nyaman. Saat Anda menemukan adanya benda asing pada mata Anda, jangan menggosok mata Anda atau Anda akan menyebabkan terjadinya kerusakan serius pada mata Anda. Bersihkan mata Anda secara perlahan dengan air.

Jika benda asing pada mata Anda tidak juga berhasil keluar, segera periksakan diri Anda ke seorang dokter spesialis mata yang dapat mengangkatnya dengan mudah dan yang akan memberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi pada kornea mata Anda.

 

Mata Kering

Air mata berfungsi untuk melumasi mata Anda. Oleh karena itu, jika aliran air mata berkurang; misalnya akibat udara kering, penuaan, atau gangguan kesehatan lainnya; maka mata Anda dapat terasa nyeri dan teriritasi. Pada beberapa orang yang menderita mata kering ringan, penggunaan obat tetes mata yang berisi air mata buatan biasanya dapat membantu. Akan tetapi, bila Anda menderita mata kering yang cukup berat, maka Anda mungkin membutuhkan obat lain atau tindakan pembedahan untuk mengatasinya.

 

Infeksi Mata

Infeksi mata merupakan peradangan pada mata yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, bahan iritan, atau alergi. Gejala yang biasa ditemukan adalah mata tampak merah, terasa gatal atau panas, dan belekan. Sebagian besar infeksi mata disebabkan oleh infeksi virus yang tidak membutuhkan pengobatan antibiotika. Dokter hanya akan memberikan antibiotika bila peradangan mata Anda disebabkan oleh infeksi bakteri. Karena infeksi mata yang disebabkan oleh virus dan bakteri sangat menular, maka pastikan Anda lebih sering mencuci tangan Anda hingga sembuh. Jika gatal merupakan keluhan utama Anda, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah alergi.

 

Stye (Bintitan)

Stye merupakan suatu benjolan merah lunak yang tampak seperti jerawat pada atau di dekat tepi kelopak mata. Stye merupakan salah satu jenis infeksi pada kelopak mata (blefaritis). Stye biasanya akan sembuh dalam waktu 1 minggu. Untuk mempercepat penyembuhan, kompreslah stye dengan kompres hangat 3-6 kali setiap hari. Jangan menggunakan lensa kontak atau riasan mata hingga stye sembuh.

 

Alergi

Alergi dapat membuat mata Anda menjadi berair dan gatal. Serbuk sari, rumput, debu, dan bulu binatang merupakan pemicu alergi yang paling sering ditemukan. Untuk menghindari kekambuhan, pastikan jendela kamar dan mobil Anda selalu tertutup. Gunakan seprai dan sarung bantal yang bersifat hipoalergenik. Bersihkan rumah Anda dengan benar setiap harinya. Untuk mengatasi gejala, dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata anti alergi, air mata buatan, dan obat anti alergi.

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan masukan

Desain Oleh Masnur Masnur Belajar | Spesial Buat SDIT Ar Rahmah